Halo sobat, sedikit mau share dan ngebahas tentang cara membuat foto levitasi dengan DSLR nih, untuk diketahui levitasi diambil dari bahasa Inggris yaitu dari kata levitation atau mengambang di udara.
Cara Pertama, Membuat Foto Levitasi Dengan DSLR!
Untuk cara yang pertama adalah kita harus menguasai shutter speed pada kamera, karena kaitannya dengan kecepatan untuk menangkap gerakan obyek. Cara ini sebenarnya cukup membutuhkan ekstra tenaga karena model dituntut untuk bergerak pada posisi yang diingkan dan tepat. Seperti contoh foto saya dibawah.
Model diatas harus mengulang beberapa gerakan agar didapat pose yang tepat, selain itu sang fotografer wajib memahami gerakan yang akan ditangkap. Cara membuat foto levitasi dengan DSLR ini membutuhkan syarat :
- Cahaya yang mencukupi, karena semakin cepat shutter speed maka masuknya cahaya ke sensor kamera akan semakin rendah, untuk itu cahaya penting.
- Pemahaman antara fotografer dan model agar didapat konsep foto yang diinginkan. Untuk pemula usahakan jangan melakukan adegan yang berbahaya, cukup meloncat saja. Dan yang penting beri aba-aba yang jelas saat memulai gerakan.
- Ubah mode pemotretan pada kamera pada shutter priority, di Canon disebut fitur (TV) kalau di Nikon fitur (S). Seperti pada contoh dibawah. Idealnya jika yang sudah memahami pengaturan metering pada kamera kita cukup menggunakan mode Manual (M). Tapi pada blog ini saya ungkapkan hal yang mendasar dulu. Dengan mode pengaturan shutter priority ubah shutter speed ke ukuran 1/800s keatas.
- Ubah setting “drive mode” ke continous shooting, hal ini membuat kamera mengambil shoot berkali-kali atau burst pada saat tombol shutter ditekan dan akan berhenti jika tombol shutter dilepas, dengan cara ini maka kita akan mendapatkan banyak momen yang bisa dipilih dan sesuai dengan pose yang kita inginkan.
- Sebagai model foto, usahakan anda melakukan gerakan serapi dan selentur mungkin agar didapat gerakan yang alami dan tidak kaku. Untuk anda dibelakang kamera, usahakan agar difoto kita menangkap bayangan model, agar mendapat kesan levitasi yang alami.
Cara Kedua
Cara membuat foto levitasi dengan DSLR kedua ini adalah untuk mendapatkan pose dan gerakan levitasi yang lebih ekstrim, maka dibutuhkan skill digital photo edit seperti menguasai Photoshop. Karena pada inti nya, levitasi ekstrim ini didapat dari penggabungan dari 2 atau lebih foto.
Oke singkatnya, langsung saja kita simak hasil karya fotografer spesialis levitasi Christopher James yang di akun Reddit nya menunjukkan pula foto before-after dari proses penciptaan karya dia.
Foto-foto diatas semoga menambah inspiratif bukan? Mohon ya foto-foto diatas jangan disalah-gunakan ya, karena milik hak cipta dari Christopher James.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk cara membuat foto levitasi diatas, seperti yang diutarakan Christopher James, yaitu :
1. Cara Membuat Foto Levitasi dengan DSLR Pertama adalah Pemilihan Lensa
Chris menyarankan untuk menggunakan lensa sudut lebar, mulai focal length (FL) 35mm hingga terkecil (jangan lensa fish-eye) agar didapat kedalaman gambar dan model (obyek) secara bersamaan. Mengapa tidak lensa dengan focal length diatas 35mm, misal 50mm atau 85mm? Bagi Chris, disebabkan obyek foto seperti keluar dari gambar sehingga seakan-akan foto adalah hasil rekayasa digital jika menggunakan lensa tersebut. Ini diakibatkan kompresi yang ditemukan pada panjang focal length lensa, sehingga kesan di foto terlihat datar karena dimana model dan adegan terhubung pada titik-titik berbeda dari jarak kejauhan yang mana terlihat seperti efek manipulasi software.
2. Pastikan Model dan Adegan Terhubung Secara Fisik
Cara ini dilakukan agar menghindari kesan editing digital dimana model terlihat ditempel pada adegan, hal ini sangat dihindari karena untuk membuat foto levitasi yang wah model benar-benar berada disana dan bayangan model pun adalah asli.
3. Gunakan Low Angle (Sudut Rendah)
Cara ini akan membuat sudut penglihatan kesenjangan antara model dengan tanah. Tidak apa-apa jika angle nya lebih tinggi asal model masih terlihat melayang diatas tanah.
4. Permasalahan Titik Berat Badan
Maksudnya kegemukan? Bukan dong. Titik berat badan perlu diperhatikan menyangkut dimana model menempatkan berat badan mereka saat berpose. Usahakan model bertumpu pada berat badan agar dicapai keseimbangan, jika tidak seimbang maka akan model terlihat kaku karena terlalu fokus menyeimbangkan tubuhnya. Dengan bertumpu pada bagian berat tubuhnya dan seimbang, maka model akan lebih nyaman untuk berpose dalam dua-tiga jepretan kamera. Untuk itu perlu bagi fotografer memahami kesulitan model, beri motivasi agar model seluwes dan senyaman mungkin berpose dan usahakan jangan berlama-lama, cepat ambil gambar secara tepat dan akurat dalam metering.
5. Lakukan 2 Kali Shoot Untuk Penggabungan
Ini yang penting! tahap awal ambil shoot pertama secara kosongan tanpa model, kedua shoot dengan adegan model. Kemudian hapus benda penunjang tumpuan model, seperti kursi, meja dan sebagai nya di software editing misal Photoshop. Usahakan benda penunjang seramping dan sekuat mungkin agar proses penggabungan di Photoshop tidak terlalu rumit.
Untuk lebih jelas nya bisa disimak foto klien prewedding saya dibawah, dimana ada beberapa poin yang salah disana jika dikaitkan dengan penjelasan dari Christopher James.
Foto diatas menjadi terlalu terlihat editing software karena model menjadi seperti copy-paste dari tempat lain, padahal sebenarnya tidak. Untuk itu mengapa jatuhnya cahaya di model menjadi perhatian karena menyangkut keaslian adegan. Hmm, lain kali perlu lebih banyak belajar lagi dari Christopher James by the way klien masih suka koq dengan foto ini hehehe..
Demikianlah semua penjelasan saya tentang cara membuat foto levitasi dengan DSLR, semoga penjelasan diatas mudah dipahami, bagi pemula sebaiknya lebih memahami fitur kamera dan jangan malas mempelajari software digital editing, sedikit banyak nyawa foto kebanyakan dipertaruhkan di software tersebut. Jangan lupa yuk cek portfolio foto-foto kami lainnya disini juga ya, Adios!